Rancang Bangun Kontruksi TEG (Thermoelectric
Generator) Pada Knalpot Sepeda Motor Sebagai Konversi Panas menjadi Listrik
Oleh : Mohammad Syukron Amrulloh
(syukronfatih027@gmail.com)
Abstrak
Pembangkit daya termoelktrik (TEG) penghasil energi listrik
yang dihasilkan dari perbedaan temperatur terjadi anatara dua material semi konduktor
yang berbeda, elemen termoelektrik ini akan mengalirkan arus sehingga
menghasilkan perbedaan tegangan prinsip ini dikenal dengan nama efek seedbeck. Bahan semikonduktor Thermo-Electric yang
paling sering digunakan saat ini adalah Bismuth Telluride (Bi2Te3). Thermo-Electric
dibangun oleh dua buah semikonduktor yang berbeda, satu tipe N dan yang lainnya
tipe P. TEG ini
akan diterapkan pada knalpot sepeda motor guna memperoleh listrik dari konversi
energi panas. .Prinsip kerjanya yaitu dengan memanfaatkan perbedaan antara
temperatur permukaan knalpot sepeda motor dengan temperatur dilingkungan untuk
diubah ubah menjadi energi listrik oleh termoelektrik. Kemudian besarnya energi
listrik yang dihasilkan termoelektrik diukur oleh multimeter dengan variabel
berupa tegangan dan kuat arus listrik serta dengan beberapa perlakuan yang
telah ditentukan. Namun, berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dalam
penelitian, diperlukan upaya khusus untuk memaksimalkan perbedaan temperatur
antara temperatur permukaan knalpot dengan temperatur lingkungn supaya dapat
dihasilkan energi listrik yang lebih besar.
Kata kunci : Termoelektrik, knalpot, energi listrik, dan energi panas
PENDAHULUAN
Sebagian besar masyarakat Indonesia sepda motor sebagai
sarana transportasi utamanya. Hal ini dikarenakan cara penggunaannya yang leboh
praktis, bentuknya lebih ringkas serta harganya relatif lebih murah
dibandingkan jenis kendaraan bermotor yang lain. Namun, bahan bakar sepeda
motor yang masih menggunakan bahan bakar fosil dinilai masih memiliki efisiensi
yang terlalu kecil. Dari sekianliter bahan bakar dimasukkan, hanya 40% diantaranya yang benar- benar dimanfaatkan
untu mengerjakan mesin. Sisanya dibuang begitusaja dalam bentuk panas di
knalpot dan radiator. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk bisa
mendayagunakan energi panas yang keluar dari sepeda motor menjadi suatu yang
lebih bermanfaat. Salah satu caranya yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonversi energi panas yang terbuang menjadi energi listrik yang memiliki
potensi kegunaan yang lebih besar. Untuk melakukan itu dibutuhkan
alat yang bisa mengkonversi energi panas menjadi listrik. Alat tersebut berupa
turbin yang digerkkan oleh uap yang berasal dari air yang menguap ketika
mendapat panas dari knalpot. Namun, cara itu tergolong masih kurang efektif dan
efisien. Cara kedua adalah dengan
menggunakan material termoelektrik. Dengan memasangnya di dekat knalpot, maka secara otomatis panas
yang keluar dari knalpot akan diubah menjadi energi listrik. Kemudian energi
tersebut dapat dimanfatkan untuk mengisi ulang baterai ponsel atau keperluan
lain. Oleh karena itu rancang bangun konstruksi TEG (Thermoelectric Generator)
adalah solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah merancang
konstruksi generator thermoelectric untuk dipasangkan pada sepeda motor agar
tercipta knalpot yang mampu mengkonversi panas menjadi listrik mandiri pada
sepeda motor. Rancangan Konstruksi TEG Ini juga dibuat agar saat pemasangan dan
pelepasan TEG tidak merusak Modul TEG tersebut.
Hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat dalam pengembangan aplikasi TEG sebagai sumber energi
alternatif penghasil energi listrik khususnya pada sepeda motor. Hasil
penelitian yang berupa konstruksi TEG INI ini selanjutnya dapat digunakan untuk
mencari alternatif penghematan konsumsi bahan bakar minyak pada sepeda motor
dengan memanfaatkan panas gas buangan sepeda motor pada knalpot sehingga
tercipta knalpot sepeda motor penghasil listrik
Konstruksi
Thermo-Electric dibangun oleh dua buah semikonduktor yang berbeda,
satu tipe N dan yang lainnya tipe P. (mereka harus berbeda karena mereka harus memiliki
kerapatan elektron yang berbeda dalam rangka untuk bekerja). Kedua semikonduktor diposisikan paralel
secara termal dan ujungnya digabungkan dengan lempeng pendingin biasanya
lempeng tembaga atau aluminium.
Ujung
penghantar dari dua bahan yang berbeda dihubungkan ke sumber tegangan, dengan
demikian arus listrik akan mengalir melalui dua buah semikonduktor yang
terhubung secara seri. (lihat gambar diatas). Aliran arus DC yang melewati dua
semikonduktor tersebut menciptakan perbedaan suhu. Sebagai akibat perbedaan
suhu ini, Peltier pendingin menyebabkan panas yang diserap dari sekitar pelat
pendingin akan pindah ke pelat lain (heat sink).
Dalam
prakteknya banyak pasangan Thermo-Electric
(pasangan) seperti dijelaskan diatas, yang terhubung paralel dan diapit dua
buah pelat keramik dalam sebuah Thermo-Electric
tunggal. Sedngkan besarnya perbedaan suhu panas dan dingin adalah sebanding
dengan arus dan jumlah pasangan semikonduktor di unit.
Thermoelectric generator
(TEG) bekerja menggunakan prinsip efek seedbeck, yaitu mengubah secara langsung
panas menjadi energi listrik dengan cara menghubungkan langsung salah satu sisi
modul ke sumber panas namun menjaga sisi modul yang lain pada suhu yang lebih
rendah. Selanjutnya jika dua terminal keluaran diberi beban listrik, maka arus
listrik akan mengalir pada beban tersebut. Termoelectric terdiri dari
termoelemen yang tersusun dar material semikonduktor tipe p dan tipe n.
Material semikonduktor yang umum digunakan adalah berbasis Bismuth
Telluride Bi2Te3. Termoelemen ini masing masing
dihubungkan seri secara listrik dengan strip konduktor. Pada sisi atas dan
bawah termoelemen terdapat plat keramik sebagai isolator listrik namun bersifat
sebagai penghantar panas yang baik.
Panas akan mengalir secara
paralel dari sumber panas melalui plat keramik salah satu sisi yang menempel pada sumber panas menuju termoelemen
dan kemudian akan melewati plat keramik sisi satunya untuk didinginkan oleh
media pendingin yaitu udara dan air menggunakan alat penukar panas berupa sirip
sirip. Skema proses ini dapat diamati pada gambar 1. Pada dasarnya TEG terdiri dari tiga komponen dasar
(Vasques dkk.,2002), yaitu :
1. Struktur penopang, yaitu
tempat dimana modul TEG diletakkan. Sebagian Penelitian meletaknnya didalam
aliran gas buangan dan beberapa dengan hanya memanfaatkan panas dingin saluran
gas buang untuk menghindari adanya back pressure aliran gas buang
2. Modul thermoelectric, yang
tergantung pada jangkauan suhu, material TEG yang digunakan dapat berupa
berbahan Silicon germanium, lead telluride, atau bismuth telluride
3. Sistem disipasi panas,
yang megatur transmisi panas melalui modul thermoelectric
Skema komponen-komponen dasar dari TEG dapat
dilihat pada gambar 2.
Modul
thermoelectric yang digunakan pada awalnya adalah TEC (Thermoelectric Cooler)
karena sudah banyak diaplikasikan dikehidupan masyarakat, misalnya aplikasi TEC
untuk dispenser dan mesin refrigerator. Namun dalam pengembangannya, karena
potensi pembangkitan alternatif energi yang semakin berkembang pesat, beberapa
produsen kemudian juga memproduksi TEG sekaligus melakukan penelitian aplikasi
aplikasinya. Pengujian dengan menggunakan mesin jenis lain dilakukan oleh Hsu,
dkk (2009), dengan menempatkan delapan modul komersial. Termoelectric material
Bi2Te3 di tengah tengah pipa gas buang Chrysler Neon 2000 cc. Konstruksi TEG
menggunakan alumunium heat sink 13 fin sebagai heat exchanger sisi panas
di laluan gas buang, sedangkan di sisi dinginnya menggunakan copper heat
sink 4 fin. Hasil pengukuran daya keluaran sistem ini adalah 44.3 W pada
beda temperatur 88,3 K (Rata-rata sisi temperatur rendahnya 343,7 K). Daya keluaran
ini didapatkan pada putaran uji mesin tertinggi yaitu di 3500 rpm.
Aplikasi
TEG di mobil ukuran kecil dengan memanfaatkan panas gas buang Toyota Starlet
1300 cc diteliti oleh Hatziktaniotis, dkk (2008). TEG yang dipakai adalah modul
TEG Melcor HT9-3-25 bermaterial Bi2 Te3. Alumunium semi slindris digunakan sebagai
pemanas dan dipasangkan langsung di pipa gas buang (Gambar 3). Udara lingkungan
sebagai pendingin dengan menggunakan aluminuim heat sink 156 sirip
berukuran 60 mm x 68 mm
Pada
kondisi suhu sisi panas berkisar 2250C dan temperatur sisi rendah
tidak lebihdari 800C, dan variasi kecepatan kendaraan 70 sampai 130
Km /jam didapat tegangan tanpa beban 0,5 V sampai 1,6 V dan daya listrik
maksimal yang dibangkitkan kurang lebih 1 W. Dengan mengasumsikan seluruh
bagian dari pipa gas buang ini dipasngi TEG maka daya listrik total TEG yang
dapat dibangkitkan sebesar 30 W atau 7,1 % daya nominal alternatornya
2. Metode Penelitian
1) Pemilihan alat dan bahan
1. Modul Generator Thermoelectric tipe HZ 14
yang bermaterial Bi2Te3
2. Komponen sistem perpindahan kalor : Cold sink berupa fin
dan heat sink berupa alumunium
semi silinder
3. Pengukur tegangan dan arus : Multimeter digital Sanwa CD800a
4. Pengukur Suhu : Termometer digital Krisbow KW06-278
5. Pengukur putaran mesin : Tachometer digital solar cell
tachometer DET-610
6. Sepeda Motor : Tipe Sport 150 CC
2) Perancangan Konstruksi TEG
Konstruksi TEG dirancang agar saat pemasangan
pada knalpot dapat menempel dengan baik pada dinding knalpot. Konstruksi yang
presisi dapat memaksimalkan proses perpindahan panas dari dinding knalpot
menuju modul TEG. Bahan yang dipilih untuk konstruksi ini adalah Alumunium
karena pertimbangan sebagai bahan penghantar panas yang baik dan ringan.
Konstruksi TEG yang dirancang terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
1. Heat sink, yang berfungsi sebagai media pemgambil
panas dari dinding knalpot
2. Plat Pengunci, yang berfungsi untuk mengikat
konstruksi TEG Pada knalpot
3. Modul TEG, Sebagai media konversi panas
menjadi listrik secara langsung
4. Dudukan TEG, yang berfungsi sebagai membantu
pnempatan modul TEG pada Heat sink yaitu
agar mudah saat memasang dan
melepas modul TEG.
5. Cold Sink, yang berfungsi sebagai menjaga
sisi dingin modul TEG bersuhu rendah dibandingkan sisi panasnya. Cold sink ini
terbuat dari Alumunium berupa fin
Skema rancangan Konstruksi TEG ini seperti
Gambar 4, yang terdiri 13 Komponen
Konstruksi TEG saat semua komponen
digabungkan akan terlihat pada gambar 5. Komponen yang terpenting adalah heat
sink, karena berperan sebagai media perpindahan panas dari sumber panas,
dalam hal ini adalah knalpot, untuk disalurkan ke permukaan sisi panas dari
TEG.
Hasil rancangan konstruksi ini kemudian dapat
dilihat distribusi suhunya dengan menggunakan aplikasi software perpindahan
panas. Pengecekan distribusi suhu ini diperlukan untuk mengetahui kondisi panas
pada permukaan sisi panas TEG. Data hasil pengukuran langsung suhu apad
adinding knalpot sepada motor bagian exhaust pipe didapatkan suhu maksimalnya berkisar 3000C.
Saat disimulasikan pada software perpindahan panas. Kondisi suhu sampai di
permukaan TEG masih pada kisaran 200-250 0C, yang merupakan suhu
kerja dari TEG sisi panas dari dinding knalpot menuju permukaan TEG. Cold
sink yang berupa fin alumunium digunakan untuk menjaga permukaan TEG sisi
satunya pada kondisi suhu lebih rendah. Hasil simulasi software menunjukkan
dengan adanya fin alumunium ini mampu menjaga suhu permukaan dingin TEG pada
kisaran 500C, merupakan suhu TEG sisi dingin yang disarankan oleh
produsen TEG tipe HZ-14. Hasil pengecekan distribusi suhu ini dapat dilihat
pada gambar 6.
3. Hasil Percobaan
1) Pembuatan Konstruksi TEG
Proses pembuatan rangka ini dibuat
menggunakan mesin CNC. Berikut adalah Komponen dari kontruksi TEG terlihat pada
Gambar 7.
Dua permukaan Heat sink mempunyai
kountor geometri yang berbeda, satu sisi dibuat setengah silinder (4)
disesuaikan dengan bentuk exhaust pipe knalpot sepeda motor, sedangkan sisi permukaan
yang lain dibuat rata (3) sebagai tempat pemasangan TEG. Dudukan TEG (2)
digunakan untuk menjepit TEG pada Heat Sink dengan maksud agar posisi
TEG selalu ditempatnya. Kondisi ini juga bertujuan agar lebih mudah dalam
proses pemasangan dan pelepasan prototype. Kedua sisi permukaan TEG (6)
harus dilapisi plat keramik (5) agar perpindahan panas dapat berlangsung lebih
baik. Disamping itu., juga untuk menjaga kondisi material semikonduktor dari
TEG tetap baik karena terlindungi. Sisi permukaan TEG yang tidak menempel
dengan heat sink dihubungkan langsung dengan Cold sink (1) yang
berupa sirip-sirip dari bahan alumunium dan sebelum ditempelakan pada permukaan
sirip sirip alumunium ini, permukaan TEG harus dilapisi dengan plat keramik
Semua
komponen- komponen tersebut kemudian digabungkan sehingga membentuk konstruksi TEG lengkap dan
baru kemudian dipasang pada knalpot sepeda motor. Pada Gambar 8 terlihat
konstruksi TEG gabungan dari komponen-komponen utama
Pengujian konstruksi TEG pada sepeda motor
Proses setelah konstruksi TEG selesai
dikerjakan adalah pemasangan pada knalpot sepeda motor. Posisi yang dipilih
untuk pemasangan konstruksi ini adalah bagian exhaust pipe, yaitu bagian
knalpot yang berdekatan dengan exhaust manifold . pada saat pemasangan konstruksi TEG
ditambahkan isolasi untuk memastikan panas dari dinding knalpot hanya
dipindahkan ke sisi panas TEG, namun isolasi ini tidak sampai menutupi bagian
fin alumunium untuk memastikan sisi dingin TEG berhubungan dengan media
pendingin agar mempunyai suhu yang jauh berbeda dari sisi panasnya. Hal ini
disebabkan mekanisme efek seedbeck sebagai dasar pembangkitan listrik mandiri
Pengujian
Pengujian
konstruksi TEG dilakukan pada keadaan sepeda motor tidak dijalankan, oleh
karena itu untuk mencegah overheat pada mesin sepeda motor digunakan blower
yang diletakkan didepan sepeda motor tersebut
Pengukuran
Pengukuran
tegangan dilakukan 10 detik sesaat setelah motor dijalankan sampai kondisi tegangan
yang dihasilkan stabil pada angka tertentu. Kecepatan mesin dipilih dari
kondisi putaran idle (1800 rpm) kemudian meningkat sampai kondisi putaran yang
umum digunakan saat motor melaju di jalanan (sekitar 4500 rpm).
Adapun hasil pengukuran tegangan listrik
konstruksi TEG ini dapat dilihat pada gambar 10. Hasil pengukuran menunjukkan
bahwa tegangan akan semakin meningkat berbanding dengan waktu lamanya sepeda
motor dihidupkan.
Pada Kondisi awal dari detik ke 0 sampai
detik ke 600 kenaikan tegangan tampak curam. Yaitu dari 0 Mv sampai nilai
sekitar 530 Mv. Namun mulai detik berikutnya kenaikan tegangan melandai, sampai
kira-kira pada detik ke 800, sebesar 624 Mv. Tegangan akan mulai menunjukkan
kestabilan pada nilai 664 mV sampai 665 mV mulai detik ke 900 atau sekitar 15
menit setelah sepeda motor dijalankan
Nilai tegangan yang hanya bekisar 664-665 mV belum
cukup digunakan sebagai sumber energi listrik bagi komponen- komponen
kelistrikan pada sepeda motor. Tegangan yang rendah ini disebabkan pengujian
hanya dilakukan pada kondisi sepeda motor berhenti, sehingga pendinginan sirip
sirip alumunium tidak maksimal karena hanya didapat dari satu arah hembusan
blower. Kondisi pendinginan ini menyebabkan permukaan sisi dingin TEG masih
bersuhu tinggi. Akibatnya beda suhu antara sisi panas dan sisi dingin TEG tidak
lebar. Pengaruh sempitnya beda suhu ini mengakibatkan tegangan yang
dibangkitkanjuga masih rendah
4. Kesimpulan
Konstruksi TEG hasil perancangan memudahkan
pemasangan dan pelepasan TEG sehingga meminimalkan terjadinya kerusakan pada
TEG
Pengujian Konsrtruksi TEG menggunakan HZ-14 menunjukkan
hasil tegangan dibangkitkan langsung naik sesaat setelah sepeda motor
dihidupkan. Namun tegangan yang dibangkitkan akan mengalami kondisi dtabil
berkisar 664-665 mV setelah 15 menit sepeda mototr dihidupkan
Pendinginan sirip-sirip alumunium belum
optimal sehingga mempengaruhi perbedaan suhu antara sisi panas dan sisi dingin
TEG, akibatnya tegangan listrik yang dibangkitkan masih rendah
6. Daftar Pustaka
Bass, J. C., Kushch,
S.A.,Elsner, N.B., Leavit, A., 2001, Thermoelectric
Generator (TEG) for Heavy Diesel truck, Proc 20 th Int. Conf. ThermoelectricB,
Mathiprakisam, AIP Conf. Proc.,New York, p.295-298
Bass, J. C., Elsner, N.B., Leavit, A., 1995, Performance of the 1 Kw
Thermoelectric Generator for Diesel Engines, Proc 13 th Int. Conf.
Thermoelectric, Beijing, China
Eder, A., Linde M., 2011, Efficient and dynamic- the BMW Group Roadmap
for the application of thermoelectric Generator Proc. BMW Efficient Dynamics/Thermal
Management, San diego, USA
Ismail, B.I., Ahmed, W.H., 2009, Thermoelectric power Generation
Using wate-heat Energy as an alternative Green Technology, recent Patent on Electricals Engginering, Vol.2,
p.27-39
Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik untuk Politeknik. Jakarta: Pradnya Paramita.
Sugiyanto, Fathurrahman, Andri, 2013, Pengujian Pengembangan knalpot
hemat Energi berbasis GeneratorThermoelectric pada sepeda motorTIpe Matik 110
C, Proceeding Seminar Nasional Teknologi terapan vol 1 B, No 1, Sekolah vokasi,
UGM,Yogyakarta
Wood, Bernard D. 1988. Penerapan Termodinamika. Jakarta: Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar